Menapak Rumah Limas Potong, Rumah Tradisional Terakhir di Tanah Batam

Rumah Limas Potong di Batu Besar, Nongsa. (f/disbudpar)

Muhammad Zen, anak Abdul Karim, sedangkan Abdul Rasyid putra Haji Sain. Tepat di ruangan pertama rumah itu, terpampang sejumlah foto bertajuk sejarah yang memamerkan aktivitas masyarakat di daerah tersebut puluhan tahun lalu.

Ada pula sebuah foto beberapa pria menggenggam sejumlah dokumen sambil berjalan tersenyum di atas sebuah jembatan. Itulah foto yang diambil ketika pusat pemerintahan kecamatan pertama di pindah dari Pulau Buluh ke Belakang Padang.

Foto lainnya bercerita tentang warga yang bermain-main di tanah lapang. Ada pula foto wajah seorang guru agama bernama Haji Muhammad Nur, yang sangat dihormati masyarakat setempat.

Guru agama ini berkontribusi besar dalam membangun akhlak anak-anak sekitar. Seluruh foto hitam putih itu merupakan memoar sejarah yang tak terlupakan.

“Rumah ini disebut Potong Limas karena atapnya berbentuk seperti limas yang dipotong,” kata Muhammad Zen.

terbagi dalam empat bumbung sengkuap. Pertama, anjungan teras yang berada di depan rumah, kemudian ruangan paling awal disebut rumah ibu.

Rumah ibu terbagi dua ruangan utama, yakni ruang untuk menyambut tamu lelaki dan ruang tidur. Namun, ketika ada yang menikah, ruang kamar tidur akan digunakan sebagai tempat pengantin.

Saat ini, ruang ibu kedua itu sudah dilengkapi dengan diorama yang dibuat seolah pengantin sedang menikah. Pengantin pria menggunakan pakaian cara Arab, sementara pengantin perempuan menggunakan busana cara China.

Laman: 1 2 3 4 5

Tags: , , ,