Oleh: Cahyadi Takariawan
Hatim Al-Asham (wafat 237 H) adalah salah seorang salih di Baghdad. Ia sangat ingin menunaikan haji, namun terkendala biaya. Ia tidak memiliki dana.
Hatim menangis sedih. Salah seorang putrinya heran menyaksikan sang ayah yang salih menangis. “Wahai ayah, gerangan apa yang membuat engkau menangis?’
“Musim haji telah tiba, putriku,” jawab Hatim.
“Lalu mengapa engkau tidak pergi berhaji?” tanya sang putri.
“Nafkah. Engkau tahu ayah tak memiliki cukup biaya,” jawab Hatim.
“Allah yang akan memberikan engkau rezeki, ayah. Berangkatlah,” jawab putri.
“Benar. Namun apa nafkah untuk kalian selama ayah pergi nanti?” tanya Hatim.
“Allah pula yang akan memberikan kami rezeki,” jawab sang putri.
“Itu jawabanmu, putriku. Cobalah tanyakan kepada ibumu,” ujar ayah.