“Saya masih ingat waktu menjadi staf Otorita Batam, waktu itu BJH memberi arahan di Wisma Batam malam hari pada tahun 1994, memberikan arahan evaluasi Master Plan Batam,” kata Dendi Purnomo, mantan Karyawan Otorita Batam, yang kini berganti nama menjadi Badan Pengusahaan Batam.
Pada kesempatan itu, ia menuturkan, Habibie menyampaikan impiannya menyatukan dan memajukan Indonesia menggunakan Teori Balon.
Teori itu mengansumsikan, Singapura yang luasnya hanya sekitar 500 km persegi akan memasuki era jenuh. Ketika itu terjadi, Negeri Singa tidak lagi dapat menampung “udara” investasi yang masuk dan membutuhkan tempat perluasan, dan Batam adalah tempat yang paling pas untuk menampung aliran “udara” investasi itu.
Pulau Batam, yang tidak lebih luas dari Singapura, pun akan mencapai kejenuhan. Pulau Rempang hingga Galang serta Pulau Bintan yang ada di dekatnya akan menerima luapannya.
Maka Habibie bermimpi menghubungkan Pulau Batam, Rempang, Galang, dan Bintan (Barelangbin) dengan jembatan.
“Habibie menyampaikan cita-cita pengembangan Barelangbin yang akan dihuni 10 persen penduduk Indonesia, mampu bersaing dengan negara maju dengan keunggulan komparatif dan kompetitif yaitu SDM yang unggul, serta lingkungan yang terjaga,” Dendi menuturkan.
Tags: Batam, BJ Habibie, PKS