Fatihah yang Terlupa

Fatihah yang Terlupa.

Sampai pada satu titik aku terlena, ya aku terlena, lena yang membuatku lupa, ya aku , lupa mengirimkan spesial untuk sulungku, aku terbius dengan kenyamananmu di pondok, hingga membuat jiwaku, terlena, dan tidak kukirimkan lagi sepesial itu.

Yaaa Robb aku memohonkan ampunMu, maafkan aku yang angkuh, ampuni aku yang sombong, yang telah lalai tuk selalu meminta keistiqomahan padaMu.

Kini aku harus terima kenyataan ini, disaat tinggal menghitung bulan menjelang kelulusan, kau tidak ingin kembali ke pondok, dengan satu alasan yang kau pendam.

Sejenak kumerasa kecewa, tapi tiada berkesudahan jika rasa itu kupelihara, kini kita mulai lagi mengukir langkah terbaru, demi menorehkan cita-cita barumu.

Dan aku berazzam, spesial untukmu, akan kembali kulantunkan, tak lupa pula kukirimkan untuk adik-adikmu, yang kuharapkan akan menjadi santri.

“Yaa Mukhollibalquluub tsabit qolbi a'la dziniika, wa a'la thooa'tika, subhaanaka inni kuntu mina dzoolimiin. Wahai Dzat yang Maha membolak balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu, dan di atas ketaatanMu, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzaliim”.***

Sumber: blog.pks.id

Laman: 1 2 3

Tags: ,