BATAM KOTA — Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Batam Kota berikan pelatihan keterampilan membuat gantungan pot bunga berbahan tali kur kepada jamaah Majelis Taklim Kampung Tua Belian, Batam Kota, Ahad (31/7/2022).
Pelatihan yang dipandu Widyaningsih didampingi Ketua RKI Indri Yusliana ini untuk memotivasi para ibu agar dapat mengisi waktu luang di sela rutinitas rumah tangga dengan menghasilkan produk, baik untuk pemakaian pribadi atau menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga.
Selain memiliki beragam warna dan harganya relatif murah, tali kur merupakan bahan yang kuat untuk pembuatan gantungan pot bunga.
Widya menyiapkan 8 helai tali kur ukuran 3 m dan 3 helai ukuran 80 cm, lalu merangkai tali menjadi gantungan pot dengan penjelasan detail di setiap tahapannya. Ia memberikan contoh langkah merangkai yang diikuti oleh peserta pelatihan.
Widya sampaikan, keterampilan ini perlu kesabaran dan ketelitian yang tinggi. “Pembuatan keterampilan gantungan pot ataupun produk yang lain dengan bahan tali kur membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi.”
Dengan kesabaran dan ketelitian tersebut akan menghasilkan karya yang memuaskan. Kualitas dan keindahan gantungan pot bunga berbahan tali kur ini makin meningkat sejalan dengan seringnya latihan dan praktik yang dilakukan, yang mana hal itu akan berpengaruh pada harga jual.
Indri menambahkan bahwa peluang usaha gantungan pot bunga masih terbuka luas. “Bagi Ibu-ibu yang ingin menekuni keterampilan ini, Ibu-ibu bisa menjalin kerja sama dengan pengusaha bibit tanaman, bunga, dan sejenisnya, yang banyak tersebar di wilayah Batam. Dengan modal bahan Rp8 ribu, Ibu-ibu bisa menjual Rp15 ribu sampai Rp20 ribu.”
Peserta pelatihan tampak makin termotivasi untuk segera menghasilkan produk dari keterampilan membuat gantungan pot bunga dari tali kur ini.
Salah satu peserta yang dipanggil Nenek Ummi merasa senang dengan pelatihan ini. “Pelatihan hari ini bermanfaat sekali, di masa tua ini saya bisa mengisi waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat, dengan membuat gantungan pot bunga.”