(CERPEN) Suamiku Hilang

(CERPEN) Suamiku Hilang. (foto blog.pks.id)

Sampai kereta bersiap jalan, baru kakanda bergegas masuk ke kereta yang sudah berjubel dengan manusia.

Di kereta pun kanda masih bertahan di pintu kereta yang belum ditutup sampai pandangan antara kita menghilang.

Aih, so sweet-nya pengantin baru. Tiba-tiba aku tersenyum sendiri. Untung segera tersadar dan lirik kanan kiri.

Mungkin karena masih gelap orang-orang di stasiun jadi masih pada khusyuk dengan kantuk di kursi hingga di lantai peron.

Ternyata hanya sehari kanda di sana. Setiba di Jakarta pagi hari, langsung menuju tempat wawancara lalu malamnya kembali dengan kereta api.

Tak tahan lama-lama berpisah, katanya. Ah, ini ya ternyata nikmatnya menikah, aku tersenyum sendiri untuk ke sekian kali.

Aku pun penuh rindu menanti kanda di stasiun Balapan di hari kedatangan hingga kereta yang dinanti pun tiba.

Satu per satu penumpang turun, dari kereta yang kanda sebutkan di telepon kemarin, tak juga kutemukan sosok kanda.

Aku menunggu di kursi stasiun hingga penumpang kereta itu turun semua dan pulang satu per satu.

Namun kanda tak kutemukan juga. Ke mana aku harus bertanya? Setelah menunggu, akhirnya kuputuskan untuk sholat Subuh di mushola stasiun dengan rencana akan mencari kembali setelahnya.

Laman: 1 2 3 4 5

Tags: ,