Oleh: Wulan Saroso
Stasiun Balapan ini selalu punya cerita buatku. Kupandangi satu demi satu setiap sudut stasiun, sembari menunggu kedatangan kereta yang membawa kakandaku dari ibu kota.
Kemarin ia memberi kabar melalui telepon, kalau ia akan pulang dengan kereta eksekutif yang akan tiba dini hari menjelang subuh.
Katanya, dapat ongkos transport pulang dari perusahaan yang mewawancara kerja, jadi bisa naik kereta eksekutif.
Sebelum subuh, Aku bergegas dari rumah mengendarai becak langganan untuk menjemputnya.
Di hari ke lima setelah pernikahan kami, kakanda mendapat panggilan wawancara kerja di ibu kota melalui telepon.
Wawancara akan dilakukan sehari setelah informasi melalui telepon tersebut. Hari ke enam malam, kakanda berangkat menuju Jakarta menggunakan kereta ekonomi yang paling murah tiketnya.
Maklumlah, pengantin baru yang masih pas-pasan, duitnya dihemat. Terbayang kereta ekonomi berjubel dan dipenuhi orang berjualan di setiap perhentian stasiun.
Kereta yang menjadi temanku sepanjang Jakarta – Solo di kala orang tua masih tinggal di Jakarta dan aku setiap tahun pulang kota, bukan pulang kampung.
Namanya juga pengantin baru, perpisahan antara dua sejoli rasanya seperti melepas lem super dari tangan. Susaaaaah banget lepasnya.