BAHAYA WALA’ SAKHSHI DALAM AMAL JAMA’I

Ilustrasi. f/wahdah islamiyah

• Dr. Muhammad Ratib an-Nabulsi juga mencatat pelajaran dari peristiwa dan ayat ini di dalam tafsirnya:

“Ayat ini mengajari kita bahwa dakwah harus didasarkan pada ajaran tauhid, bukan pada individu. Jika didasarkan pada individu dengan menjadikannya pusat perhatian lalu individu tersebut mati maka dakwah ilallah akan mati bersama kematiannya. Tetapi jika didasarkan pada ajaran tauhid, sedangkan Allah Maha Hidup tidak pernah mati maka dakwah akan tetap berlangsung. Karena itu, agama kita adalah agama tauhid dan agama prinsip, bukan agama individu. Sungguh indah perkataan Abu Bakar ra ketika Rasulullah saw wafat: “Siapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhamnad telah meninggal dunia. Dan siapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha Hidup tidak pernah mati”. (Tafsir an-Nabulsi, 2/216)

• Figuritas adalah sikap mengaitkan berlanjut-tidaknya perjuangan dakwah Islam dengan keberadaan individu atau figur tertentu, atau mengaitkan semangat-tidaknya perjuangan dakwah Islam dengan keberadaan individu atau figur tertentu. Sikap ini dilarang Allah melalui ayat-Nya di atas, bahkan terhadap figur Nabi saw yang ma’shum sekalipun, apalagi terhadap figur selain Nabi yang tidak ma’shum. Karena semangat dakwah harus dibangun di atas nilai-nilai dakwah, bukan di atas keberadaan individu atau figur tertentu. Karena individu atau figur pasti berakhir keberadaannya sedangkan dakwah tidak boleh berhenti sampai kapan pun.

• Di dalam dakwah Nabi Isa as masalah figuritas juga diingatkan melalui pertanyaan Nabi Isa as kepada para pengikut setianya (hawariyun) dan jawaban mereka. Firman Allah:

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawari (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (Ali Imran: 52)

Laman: 1 2 3

Tags: