Stroke Non-Hemoragik: Jenis Stroke yang Paling Sering Terjadi

alodokter

Mati rasa atau sulit menggerakkan otot wajah, lengan, atau kaki secara tiba-tiba pada salah satu sisi tubuh atau bahkan di seluruh tubuh
Sulit berbicara dan memahami ucapan orang lain
Sulit menelan
Pusing dan sakit kepala
Kehilangan keseimbangan dan sulit berjalan
Penglihatan buram
Jika Anda atau kerabat Anda mengalami gejala non-hemoragik di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Penanganan Non-Hemoragik
Penanganan untuk penyakit tergantung pada beberapa hal, seperti jenis dan berapa lama penyakit tersebut berlangsung. Semakin cepat penanganan stroke dilakukan, semakin cepat pula pemulihannya.

Berikut ini adalah beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter pada penderita stroke non-hemoragik:

Pemberian obat-obatan
Jika gejala stroke baru muncul dalam waktu 3–4,5 jam, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan jenis tissue plasminogen activator (TPA) melalui infus. Obat ini berfungsi untuk melarutkan atau menghancurkan sumbatan di pembuluh darah otak yang menjadi penyebab stroke.

Akan tetapi, tidak semua orang dapat menerima TPA, karena berisiko menyebabkan pendarahan. Jika obat TPA tidak tersedia, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan lain, seperti obat pengencer darah atau antikoagulan, untuk mencegah terbentuknya sumbatan baru pada pembuluh darah otak.

Pemasangan stenting di pembuluh darah otak
Selain pemberian obat-obatan, dokter juga dapat memperbaiki aliran darah yang tersumbat pada otak penderita stroke dengan prosedur stenting.

Penelitian menunjukkan bahwa penderita stroke non-hemoragik yang menjalani prosedur stenting disertai dengan pemberian obat TPA, mengalami perbaikan kondisi yang signifikan. Namun, prosedur ini perlu dilakukan sesuai pertimbangan dokter spesialis saraf.

Terapi oksigen
Penderita stroke, baik stroke non-hemoragik atau stroke hemoragik, bisa mengalami penurunan kesadaran. Hal ini berisiko menyebabkan mereka sulit bernapas. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen pada penderita stroke, dokter dapat memberikan terapi oksigen.

Pada kasus stroke parah atau stroke yang membuat penderita koma, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen melalui ventilator.

Operasi
Pada kasus tertentu, terutama pada kasus stroke non-hemoragik yang baru muncul (kurang dari 6 jam), dokter mungkin akan melakukan langkah operasi. Operasi ini bertujuan untuk membuang sumbatan di pembuluh darah otak dan memperbaiki aliran darah pada otak.

Fisioterapi
Fisioterapi adalah penanganan lanjutan yang dilakukan setelah kondisi penderita stroke sudah stabil dan mengalami perbaikan. Fisioterapi pada penderita stroke bertujuan untuk meningkatkan kekuatan anggota gerak tubuh, memperbaiki postur tubuh, dan menjaga keseimbangan tubuh ketika bergerak.

Selain itu, penderita stroke yang mengalami kesulitan bicara atau menelan juga akan disarankan untuk menjalani terapi wicara.

Penyakit stroke, apa pun jenisnya, tidak dapat dipandang sebelah mata. Cara terbaik untuk mencegah penyakit stroke, baik jenis stroke hemoragik atau stroke non-hemoragik, adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, menghentikan kebiasaan merokok, dan membatasi minum minuman beralkohol.

Jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala stroke, baik stroke non-hemoragik atau stroke hemoragik, segeralah mencari pertolongan dokter di rumah sakit. Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin rendah pula risiko Anda atau keluarga Anda terkena komplikasi stroke lebih lanjut.***

Sumber: alodokter

Laman: 1 2 3

Tags: