Pertemuan pekanaan laksana pesantren kilat yang mengajarkan begitu banyak ilmu agama. Kisah heroik pejuang Islam yang dipaparkan seakan memutar memori yang dulu pernah singgah di indera pendengaranku dari guru agama ketika SD.
Setahun dua tahun dan hingga dalam bilangan berapa tahun dididik, disayang dan bahkan diperhatikan oleh para guru yang lebih tepat disebut malaikat penolong dari kefakiran ilmu dan pemahaman.
Para guru yang aku ngga habis pikir, apa sih yang mereka cari?
Rela berlelah tanpa upah, ikhlas berletih tanpa pamrih, ridho mengabdi tanpa lencana, untuk menjadi guru pesantren kehidupan yang indah.
Padahal diri ini apanya para guru bersahaja itu? Adik bukan, tetangga bukan, teman dekat bukan. Tak ada darah yang mengikat tak ada daging yang menyimpul dengan sebutan saudara, tapi kenapa mereka rela menjelaskan untuk apa hidup dan mati sesungguhnya.
Maka bila hari ini diri yang fakir ilmu ini perlahan memamahi untuk apa hidup yang sesungguhnya adalah karena semata kasih sayang Allah yang begitu luas yang Allah titipkan pada para guru di pesantren PKS.
Selamat milad PKS. Hari ini aku belum berkontribusi apa-apa untuk mu tapi engkau telah menjadi pesantren terindah sepanjang sejarah hidup ku.
Menjalani hari bersamamu seumpama titian langkah dua kaki yang saling menyalipi. Bila kaki kanan adalah harapan maka kaki kiri adalah kepasrahan.
Di PKS hanya ada dua itu saat ini.
Berharap bisa terus berkontribusi dan pasrah dalam ketaatan atas segala keputusan musyawarah majelis syuro.
Milad 22 PKS makin di hati makin dinanti.
Puri indah -14 Syawal 1445 H