Oleh : Siti Khasan
Menjadi anak yang dilahirkan dan dibesarkan dengan berlatar belakang pedesaan yang minim pemahaman agama adalah petaka terbesar dalam separuh perjalanan hidupku. Ketiga kakak laki-lakiku sama almarhum bapak dibekali dengan dipondokan di pesantren disebuah desa pinggiran tapi tidak berlaku untuk aku, anak perempuan.
Ketika aku pun ingin “nyantri” almarhum bapak malah tak memberi kesempatan. Apa alasannya hingga aku sedewasa ini tak kunjung kutemui jawabannya. Maka hidup mengalir begitu saja meski banyak yang ingin aku pahami.
Perjalanan hidup yang kutempuh akhirnya hanya begitu-begitu saja. Hingga suatu waktu aku bertemu dengan orang yang mengaku dirinya orang PKS.