Kecanduan Gawai, Anak Bisa Terserang Narkolema

Zaman sekarang, baru melek mata anak-anak sudah pegang gawai. Bahkan yang usia balita (di bawah lima tahun) pun kegiatannya lekat dengan benda petak yang disebut HP atau smart phone. 
Tidak dipungkiri, gawai menjadi senjata bagi banyak orang tua untuk membuat anak tenang dan tidak rewel. Tindakan itu yang menimbulkan kecanduan yang akhirnya menjadi bumerang sendiri bagi orang tua.
Untuk memberikan pencerahan kepada orang tua, Konsultan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kepri Suprapti MPd mengisi kajian yang diselenggarakan RKI Batam Kota di hadapan ibu-ibu majelis taklim di Perumahan Cendana, Sabtu, 18 Desember 2021.
Suprapti memaparkan tentang kecanduan gawai atau gadget adalah perilaku keterikatan atau ketergantungan terhadap smart phone yang memungkinkan menjadi masalah sosial seperti menarik diri, kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari.
Ciri-ciri kecanduan gawai pada anak yaitu: tidak fokus belajar, kurang tidur, gangguan emosi, tidak tertarik dengan dunia luar, dan gangguan fisik terutama mata dan tubuh. 
Salah satu akibat dari kecanduan gawai, anak bisa terserang narkolema atau narkoba lewat mata. Narkolema atau pornografi ini membuat kerusakan di lima titik otak, lebih banyak daripada narkoba yang merusak di tiga titik; dan ini sangat berpengaruh pada masa depan anak.
Pada masa pembelajaran daring selama dua tahun ini menyebabkan orang tua tidak bisa mengontrol apa yang ditonton anak, sehingga anak-anak terpapar pornografi. Pengaruh pada lima titik otak ini yang menjadikan anak kurang empati, susah tidur, gangguan emosi dan maraknya pelecehan seksual di usia anak.
Ada tips untuk mengatasi agar pengaruh gawai tidak lebih jauh menguasai kehidupan anak-anak.
1. Menyepakati peraturan 
Orang tua tidak memberi akses penuh pada gawai, buat perjanjian dengan anak-anak, buat aturan main, dan disepakati bersama. 
2. Menjadwal dan membatasi waktu penggunaan gawai
Adanya aturan yang ditetapkan di rumah, kapan anak diperbolehkan memegang gawai di luar untuk keperluan sekolah daring. Misalnya cukup 1 atau 2 jam, tidak pegang gawai saat makan bersama atau lainnya.
3. Memberi contoh
Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya, selayaknya memberi contoh yang baik. Orang tua sendiri harus tidak mencandukan diri dengan gawai. Misalnya menggunakan gadget hanya untuk urusan penting. 
4. Mengajarkan pentingnya menahan diri
Orang tua dapat memberikan kegiatan alternatif yang bermanfaat seperti membaca buku, bersepeda, olahraga, dan membuat prakarya.
 
5. Doa
Minta pada Allah SWT agar menjaga anak-anak dari hal-hal yang tidak baik. 
Tidak kalah pentingnya dari tips di atas adalah membangun kedekatan dengan anak agar tidak ada kesenjangan dalam komunikasi dan anak merasa bebas tidak canggung untuk bercerita kepada orang tua tentang peristiwa yang terjadi pada kesehariannya.