Ketua RKI Batu Aji, Nuriati (kiri) bersama warga Kampung Pelanduk di Tanjung Uncang |
Semilir angin di Sabtu sore, 12 November 2022 mengiringi deru motor para Srikandi PKS menuju Kampung Pelanduk. Sebuah perkampungan atau rumah liar (Ruli) di Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam yang tidak dikenal oleh kebanyakan warga lainnya karena letaknya yang di ujung daratan dan berada di antara perusahaan galangan kapal.
Tidak butuh waktu lama, para Srikandi PKS yang terdiri dari Nuriati, Titin, Mulyati, Anisa, Maya, Uli, Mardiana, Erni, dan Rina mencapai tujuan yaitu di sebuah warung kecil pinggir jalan.
Nuriati yang juga Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Batu Aji bersama teman-temannya bertemu Mamak Lingga, pemilik warung yang sedang bercengkerama dengan dua tetangganya.
“Assalamualaikum,” sapa Nuriati.
“Waalaikumussalam,” serentak mereka bertiga menjawab salam Nuriati.
“Eh, Umi Nuri, apa kabar?” tanya Mamak Lingga.
“Baik, alhamdulillah,” jawab Nuri.
Perbincangan mereka mengalir dan sambung menyambung. Mereka sudah lama saling mengenal, dan RKI Batu Aji pernah membina majelis taklim ibu-ibu di sini, namun terhenti sejak sebelum pandemi Covid-19 melanda.
“Mi, kenapa lama tidak ke sini? Taklim kami sudah tidak aktif lagi, kami rindu seperti dulu lah,” ujar tetangga Mamak Lingga.
“Ayo, kapan mau kita mulai lagi?” sambut Nuri.
Mereka melanjutkan diskusi untuk kembali menghidupkan majelis taklim di Kampung Pelanduk. Ibu-ibu menyarankan RKI untuk bertemu dengan tokoh masyarakat terlebih dahulu dan Nuriati menyanggupinya.
Setelah perbincangan selesai, Nuriati dan teman-temannya pun membagikan paket sayur kepada ibu-ibu yang ada di warung dan kepada warga lainnya. Akhirnya mereka pun berpamitan.