Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Rofik Hananto. |
JAKARTA — Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Rofik Hananto mengkritik keras kebijakan kenaikan BBM yang diambil pemerintah, di saat ekonomi sedang akan tumbuh pascapandemi.
Jelas, kata Rofik, kebijakan ini tidak pro rakyat karena memberi beban baru buat rakyat.
“Pemerintah tidak peka dengan kesulitan rakyat. Kenaikan harga BBM bersubsidi akan sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat miskin,” kata Rofik Hananto menanggapi pengumuman kenaikan BBM oleh pemerintah, Sabtu (03/09) sore.
Imbas kenaikan BBM jelas akan menaikkan biaya transportasi dan langsung akan menaikkan harga-harga barang. Dan dampaknya akan langsung dirasakan rakyat. Pendapatan mereka akan menurun karena daya beli secara umum turun.
“Ada banyak petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, dan sektor lain yang akan sangat terpukul dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi ini. Bantuan BLT yang dijanjikan tidak sebanding bila dibandingkan dengan dampak kenaikan BBM bersubsidi, ini tidak menyelesaikan masalah, tidak efektif untuk menjaga daya beli masyarakat. ” kata Rofik
Menurut Rofik, pemerintah selalu beralasan bahwa BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh orang kaya. Seharusnya pemerintah segera memperbaiki aturan penyaluran BBM subsidi agar lebih tepat sasaran.
“Bukan mencari jalan pintas menaikan BBM bersubsidi,” tandasnya.
Rofik juga mengkritisi sikap inkonsistensi Presiden Jokowi, Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengkritik kebijakan BLT era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas kompensasi kenaikan BBM subsidi pada Juni 2013 yang dinilai tidak mendidik rakyat.
“Presiden Jokowi tidak konsistensi, dulu mengatakan BLT dinilai tidak Mendidik rakyat, sekarang justru menerapkannya,” tegas Rofik
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari pertalite, solar, dan pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
Harga pertalite naik dari sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.