Akhlak dalam Ukhuwah Islamiyah

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi telah memengaruhi dan mengubah pola interaksi sosial masyarakat. 
Interaksi dan komunikasi secara langsung maupun melalui media daring semestinya tetap memerhatikan keumuman adab dan akhlak dalam pergaulan. Terlebih sebagai muslim yang etikanya selalu terbingkai dalam koridor agama Islam yang syamil (integral).
Berkaitan dengan akhlak berinteraksi sosial, Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Sekupang Russinta Yuliati mengingatkan pentingnya memupuk persaudaraan (ukhuwah) sesama muslim dan muslimah.
Ada tiga hal yang patut diperhatikan dalam pergaulan dan ukhuwah islamiyah.
Pertama, ukhuwah islamiyah didasarkan pada persaudaraan dalam keimanan dan kecintaan terhadap Allah SWT. Contoh persaudaraan ini bisa dipelajari dari peristiwa hijrah para sahabat Nabi Muhammad SAW di mana kaum Muhajirin dan Anshar yang dipersaudarakan karena iman sehingga semua urusan kehidupan menjadi lebih mudah.
Kedua, ukhuwah islamiyah didasari kejujuran dan saling menasihati. Ukhuwah akan makin erat jika dibarengi sikap jujur dan saling memberi nasihat dengan cara yang baik ketika melihat ada ketidaksesuaian pada saudaranya.
Ketiga, saling membantu. Persaudaraan sesama muslim akan terasa ketika adanya perasaan yang sama, yaitu saling merasakan susah dan senang bersama. Hal tersebut akan terwujud dalam sikap takaful atau saling membantu.
Materi ukhuwah islamiyah ini Yuli sampaikan pada kajian di Majelis Taklim Al-Ikhlas di Perumahan Batam Nirwana Residence, Sekupang hari Sabtu, 8 Januari 2022.
“Bila poin satu dan dua telah kita lakukan, maka yang ada adalah teman serasa saudara, bukan karena nasab,” ujar Yuli.
Selain tiga hal yang harus dilakukan tersebut, ada hal yang harus dihindari dalam berukhuwwah, salah satunya adalah penyakit senang membuka aib saudaranya.
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang membuka aib saudara, maka Allah akan membuka aibnya.’ (H.R Ibnu Majah),” kata Yuli membacakan Hadits Nabi.