Tujuan Perjuangan Kita

Kita berharap dapat menjadikan bangsa Indonesia baldatun thoyyibatun ghofur, negeri yang sejahtera dan diridhai serta diampuni Allah. Memang banyak fakta menyedihkan di negeri ini karena kita bangsa yang kaya namun yadus suflaa (tangan di bawah) masih didonasi oleh negara-negara yang lain. Kebanggaan kita akan swasembada beras sudah tidak ada lagi bahkan kita malah memiliki  impor beras dan gandum dari berbagai negara. Hal inilah yang disebut sebagai food trap (perangkap makanan) karena jika perut bangsa ini sudah tergantung dengan bangsa lain, maka dikhawatirka  secara bertahap kita akan memiliki ketergantungan dalam segi akal dan hati.

Masalah menipisnya bahan bakar padahal kita belum memiliki alternatif-alternatif juga menjadi persoalan serius bangsa kita demikian pula deforestasi atau penggundulan hutan-hutan di Kalimantan menyebabkan masa kejayaan produksi kayu kita habis. Oleh karena itu masih banyak sekali yang perlu kita benahi di dalam negara dan bangsa ini dan untuk bisa membenahi kita membutuhkan otoritas dan kekuasaan. Untuk meraih hal itu, mau tidak mau kita harus mempersiapkan nashr-nashr berikutnya agar terakumulasi menjadi marhalatut tamkin yang bermuara pada tegaknya syariat Islam, sebagaimana digariskan oleh Allah;

اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

“(Yaitu) Orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allahlah kembali segala urusan.”

وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ

“..dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun.”

Maka jelas persepsi kesejahteraan kita berbeda dengan kesejahteraan ala Barat atau Timur, karena sejak dulu kita ummatan wasathan (umat pertengahan). Para penguasa dalam perpekstif Islam memiliki kewajiban membebaskan rakyatnya dari rasa lapar dan takut, seperti dalam surat Al Quraisy ayat 4:

الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ

“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”

Laman: 1 2