كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
“Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al- Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran, 3: 79)
Ajaran Islam tidak mungkin difahami kecuali dengan pembinaan yang pada hakekatnya merupakan upaya memahami serta menghayati Kitabullah.
Kedua, tajribiyah. Yaitu dengan menerima pengalaman lapangan langsung yang merupakan suatu pelajaran dari medan dakwah, Allah berfirman,
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ
“Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 282)
Ada pun yang menjadi inti dalam tarbiyah jama’ah ini adalah tercapainya keselamatan potensi harakah (salamatut thaqatil harakah).***