Oleh: Cahyadi Takariawan
Dalam forum “Indonesia Membina” di Museum Pangeran Diponegoro Yogyakarta kemaren (Senin 20 Mei 2024), Ustadz Salim A. Fillah menjawab pertanyaan seorang peserta terkait “luka pembinaan”. Sebuah luka yang muncul dari forum pembinaan.
Jika dalam dunia parenting dikenal istilah luka pengasuhan, rupanya dalam aktivitas tarbiyah (pembinaan) juga berpeluang muncul luka pembinaan. “Bagaimana kita menyikapi luka pembinaan?” demikian pertanyaan tersebut.
Ustadz Salim A. Fillah menjawab dengan menceritakan peristiwa yang lebih “heroik” di zaman Nabi saw. “Luka pembinaan itu mungkin saja ada. Namun bagaimana kita membandingkan dengan peristiwa yang dialami Wahsyi?” ujar ustadz Salim A. Fillah.
Dalam sirah kita kenal, Wahsyi bin Harb adalah seorang budak dari Ethiopia. Ia dikenal sebagai seorang ahli tombak, yang selalu tepat sasaran. Sangat jarang lemparan tombaknya meleset dari sasaran.