Oleh: Aunur Rafiq Saleh
Faktor-faktor Penghalang Hidayah.
• Disamping menyebutkan sebab-sebab hidayah, Allah juga menyebutkan di dalam al-Quran faktor-faktor yang bisa menghalangi seseorang dari mendapatkan hidayah, diantaranya:
1- Kesombongan. Firman Allah:
سَاَ صْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَ رْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ ۗ وَاِ نْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۚ وَاِ نْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا ۚ وَّاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا وَكَا نُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ
“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.” (QS. Al-A’raf: 146)
• Nabi saw mendefinisikan kesombongan dengan sabdanya:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (Muslim 131)
• Di dalam Tafsir al-Qurtubi disebutkan:
* Qatadah dan Sufyan bin Uyainah berkata: “Aku akan palingkan…”, yakni: Aku akan menghalangi mereka dari memahami Kitab-Ku.
• Pendapat lain mengatakan: Akan Aku palingkan mereka dari mengimaninya atau dari manfaatnya, sebagai balasan atas kesombongan mereka.
• Sebagian ulama menyamakan kesombongan dengan kekafiran dan kemusyrikan. Bahkan Ibnu Taimiyah berkata: Kesombongan lebih buruk dari kemusyrikan. Karena orang yang sombong tidak mau menyembah Allah sedangkan orang musyrik menyembah Allah dan selain-Nya. Karena itu Allah menjadikan neraka sebagai tempat bagi orang-orang yang sombong. Firman Allah:
ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“(Dikatakan kepada mereka), Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.” (QS. Ghafir: 76)
• Allah juga menyebutkan orang-orang yang menyombongkan diri dan mati mengenaskan tanpa mendapat hidayah, diantaranya:
a- Firaun mati tenggelam di Laut Merah bersama kekuasaan yang disombongkannya.
b-Karun mati dibenamkan ke dalam perut bumi bersama rumah dan harta yang disombongkannya.
c- Abu Jahal mati terbunuh oleh anak kecil di perang Badar tidak lama setelah sesumbar memamerkan kebodohan dan kesombongannya. Firman Allah:
وَاِ ذْ قَا لُوا اللّٰهُمَّ اِنْ كَا نَ هٰذَا هُوَ الْحَـقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَ مْطِرْ عَلَيْنَا حِجَا رَةً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَا بٍ اَ لِيْمٍ
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, Ya Allah, jika (Al-Qur’an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfal: 32)
d- Abu Lahab mati membusuk dan dikutuk oleh seluruh kaum Muslimin setiap kali membaca surat al-Lahab di dalam al-Quran.
2- Tidak Beriman. Firman Allah:
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰ نًا اَعْجَمِيًّا لَّقَا لُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَعْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَآءٌ ۗ وَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْۤ اٰذَا نِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۗ اُولٰٓئِكَ يُنَا دَوْنَ مِنْ مَّكَا نٍۢ بَعِيْدٍ
“Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah patut (Al-Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (Rasul), orang Arab? Katakanlah, Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fussilat: 44)
* Ayat ini menyebutkan bahwa tidak beriman atau kekafiran itu menjadi “penyumbat telinga” sehingga tidak bisa mendengarkan kebenaran yang sangat nyaring di telinga orang-orang beriman. Cahaya hidayah al-Quran yang sangat terang benderang tidak bisa mereka lihat karena mata dan penglihatan mereka sakit. Jadi “tidak beriman” adalah penyakit yang bisa menimbulkan gangguan “pendengaran” dan “penglihatan” secara serius.
3- Tidak Mengimani Adanya Kehidupan Akhirat. Firman Allah:
وَاِ ذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰ نَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ حِجَا بًا مَّسْتُوْرًا
“Dan apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur’an, Kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,” (QS. Al-Isra’: 45)
وَّجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْۤ اٰذَا نِهِمْ وَقْرًا ۗ وَاِ ذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِى الْقُرْاٰ نِ وَحْدَهٗ وَلَّوْا عَلٰۤى اَدْبَا رِهِمْ نُفُوْرًا
“dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur’an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci).” (QS. Al-Isra’: 46)
4- Berpaling Dari Ayat-ayat Allah. Firman Allah:
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰ يٰتِ رَبِّهٖ فَاَ عْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدٰهُ ۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْۤ اٰذَا نِهِمْ وَقْرًا ۗ وَاِ نْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْۤا اِذًا اَبَدًا
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.” (QS. Al-Kahf: 57)
5- Menggunakan Omong Kosong Untuk Menyesatkan Dan Mengolok-olok. Firman Allah:
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّشْتَرِ يْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۗ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَا بٌ مُّهِيْنٌ
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6)
وَاِ ذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسْتَكْبِرًا كَاَ نْ لَّمْ يَسْمَعْهَا كَاَ نَّ فِيْۤ اُذُنَيْهِ وَقْرًا ۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَا بٍ اَلِيْمٍ
“Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.” (QS. Luqman: 7).***
Tags: Aunur Rafiq Saleh, khazanah, PKS