“SALAMUN”, BUAH PENCARIAN

“SALAMUN”, BUAH PENCARIAN

Oleh: Aunur Rafiq Saleh

سَلٰمٌ   ۛ هِيَ  حَتّٰى  مَطْلَعِ  الْفَجْرِ

“Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 5)

* Kata سَلَامٌ diungkapkan dalam bentuk nakirah (indefinite noun) untuk menyatakan kesejahteraan, keselamatan atau keberkahan yang sangat agung dan meliputi berbagai aspek kehidupan. Punya efek perbaikan dan kebaikan yang sangat besar dan panjang dalam kehidupan orang yang mendapatkannya pada malam itu.

* “Salamun” adalah salah satu buah pencarian lailatul qadar, baik di dunia atau di akhirat. Baik dalam kehidupan individu atau kehidupan sosial.

* Dalam kehidupan individu bisa berupa kedamaian hati, ketenangan jiwa, kemantapan iman, meningkatnya ketaatan kepada agama, kesuksesan dan keberkahan hidup di dunia.

* “Salamun” juga bisa mendorong perbaikan akhlak hingga lebih santun, lemah lembut, tidak kasar, sabar, tawadhu’, tidak sombong, ramah, peduli, menghormati orang tua, menyayangi yang muda, dan akhlak mulia lainnya.

* Dalam kehidupan sosial bisa berupa kontribusi dalam dakwah, kontribusi di bidang keilmuan yang bermanfaat bagi masyarakat, membantu masyarakat lemah, membela orang-orang yang terzalimi dan mendukung perjuangan Islam yang dilakukan para dai.

* Dalam kehidupan dunia, lailatul qadar ini bisa menjadi sebab keselamatan dari berbagai keburukan dan tercapainya rahmat Allah. Ini merupakan keselamatan yang sangat agung sebagaimana disebutkan dalam doa para malaikat untuk orang-orang beriman:

وَقِهِمُ  السَّيِّاٰتِ   ۗ وَمَنْ  تَقِ  السَّيِّاٰتِ  يَوْمَئِذٍ  فَقَدْ  رَحِمْتَهٗ   ۗ وَذٰلِكَ  هُوَ  الْفَوْزُ  الْعَظِيْمُ

“Dan peliharalah mereka dari (bencana) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (bencana) kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ghafir: 9)

* Bagi kehidupan akhirat, lailatul qadar menjadi sebab diperolehnya pahala sangat besar sehingga menyelamatkan seorang hamba dari neraka.

* “Salamun” yang didapatkan pada lailatul qadar bisa menjadi pangkal dan bekal keselamatan dalam kehidupan sesudahnya, di dunia sampai akhirat. Semoga seperti telaga Nabi saw di akhirat, siapa yang minum seteguk dari air telaga tersebut maka tidak akan merasakan haus selamanya. Sabda Nabi saw:

حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا

“Telagaku jauhnya sejauh perjalanan sebulan, airnya lebih putih daripada susu, dan baunya lebih wangi daripada minyak misik, dan cangkirnya bagaikan bintang di langit, siapa meminumnya ia tak akan haus selama-lamanya.” (Bukhari 6093)

* “Salamun” ini berlangsung hingga terbit fajar. Mulainya tidak disebutkan karena sudah difahami dari kata malam (lailatul qadar), yakni sejak terbenam matahari. Waktu berakhirnya disebutkan untuk menjelaskan bahwa keberkahan lailatul qadar itu tidak hanya di sebagian waktu malam saja, misalnya satu atau dua jam, tetapi selama satu malam penuh tanpa terputus.***