Penulis: M. Tiza Nasution (Kaderisasi Batam Kota)
Dalam sebuah insiden terkenal dalam Sirah Nabawiyah, yaitu insiden haditsul ifki, A’isyah radhiallahu ‘anha difitnah dengan keji. Sebuah rumor keji tentang karakternya, tersebar di Madinah. Salah seorang yang ikut menyebarkan rumor ini, adalah seorang sahabat yang bernama Misthah.
Dan Misthah ini, ibunya adalah sepupu Abu Bakr radhiallahu ‘anhu, bapak dari A’isyah. Lebih parah lagi, Abu Bakr Ash-Shiddiq menyokong kehidupan sehari-hari kehidupan Misthah karena Misthah termasuk golongan sahabat yang miskin. Ketika ia berhijrah, Abu Bakr memberikan bantuan keuangan bagi Misthah untuk membeli rumah dan menikah. Dan, bagaimana Misthah membalas semua kebaikan ini? Dia malah ikut membicarakan rumor keji ini tentang sepupunya sendiri, A’isyah binti Abu Bakr, ibunya kaum mu’minin, ummul mu’minin, istri Nabi ﷺ.
Ketika Abu Bakr mendengar bahwa sepupunya Misthah melakukan hal ini, Abu Bakr berkata, “Aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan memberikan sepeser uang pun kepada Misthah selama aku hidup.”
Namun Allah menurunkan wahyunya dalam Surat An-Nur ayat 22.
وَلَا يَأْتَلِ أُو۟لُوا۟ ٱلْفَضْلِ مِنكُمْ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤْتُوٓا۟ أُو۟لِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌ.
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah; dan hendaklah mereka memaafkan serta berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nur, 24: 22)
Tags: Abu Bakr, M. Tiza Nasution