Da’i dan da’iyat adalah nukhbah taghyiriyah (kader perubah). Tentunya bukan perubahan menurut hawa nafsu, keinginan, atau seleranya. Akan tetapi perubahan-perubahan yang dilandasi sumber rabbaniyah.
Asas taghyir yang paling mendasar adalah ishlah yang rabbani, yaitu perubahan yang selalu dimulai dari manusianya, selamanya! Seluruh perubahan, apakah perubahan dari baik ke arah buruk, atau perubahan dari buruk ke arah baik, faktor utamanya adalah manusianya. Itu konsepsi Al-Qur’an.
Mengenai perubahan dari baik menjadi buruk, lihat dalam surat Al-Anfal ayat 53, di situ Allah berfirman,
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“(siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”