Kajian Silaturahim sebagai Kunci Masuk Surga oleh Ketua RKI Batu Aji di Perumahan Puri Pesona. |
Silaturahim di masyarakat identik dengan Hari Raya Idul Fitri, di mana biasanya saling berjumpa dengan saudara atau kerabat dekat. Silaturahim sebaiknya tetap dijalin kapan pun dan di mana pun tanpa mengenal waktu serta tempat.
Silaturahim merupakan ibadah mulia yang akan menyebabkan mendapatkan keutamaan dan dapat mengantarkan ke surga. Sebaliknya, yang memutus silaturahim terancam untuk tidak dapat memasuki surga.
Anjuran silaturahim disebutkan dalam QS. An-Nisa: 36.
…وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“… Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Juga disebutkan dalam QS. Al-Isra: 28 dan QS. Ar-Rum: 38.
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ…
“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya …”
Silatutahim adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya. (Syarh Shahih Muslim, 2/201).
Silaturahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab, atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, berkasih sayang kepada mereka, memperhatikan keadaan mereka. Demikian juga andai mereka menjauhkan diri atau suka mengganggu. Dan memutus silaturahim adalah kebalikan dari hal itu semua. (An Nihayah fi Gharibil Hadits, 5/191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5)
Keutamaan yang didapat dari silaturahim yaitu dilapangkan rezeki dan dipanjangkan usia.
Hadits dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Siapa saja yang senang diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia menjaga hubungan baik dengan kerabatnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Silaturahim lebih baik dilakukan kepada karib kerabat yang terdekat. Kerabat tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Kerabat nasab yaitu yang memiliki hubungan mahram dari diri kita seperti orang tua, kakek-nenek, paman-bibi, saudara kandung, keponakan, dan saudara lainnya.
2. Kerabat pernikahan seperti mertua, saudara dari pasangan kita, keponakan, dan saudara lain dari pasangan kita.
3. Kerabat saudara sepersusuan seperti ibu sepersusuan, suami dari ibu sepersusuan, anak-anak, dan saudara dari ibu sepersusuan.
Yang paling utama dari amalan silaturahim ini adalah menyebabkan seseorang masuk surga.
Dari Abu Ayyub al-Anshari: “Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Saw: Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka, maka Nabi Saw bersabda: Sungguh dia telah diberi taufik atau Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan? Lalu orang itu pun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Saw bersabda: Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahim. Setelah orang itu pergi, Nabi Saw bersabda: Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga.
Tausiyah tentang menjaga silaturahim menjadi kunci masuk surga ini disampaikan oleh Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Batu Aji, Nuriati saat mengisi kajian di Perumahan Puri Pesona, Tanjung Uncang, Batu Aji, Kota Batam pada Sabtu, 25 September 2022.