Setiap manusia pasti menghendaki kebahagiaan. Tidak ada satupun manusia yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak mendapatkan ketenteraman. Tetapi setiap manusia memiliki cara pandang yang berbeda dalam mengukur kebahagiaan. Kebahagiaan tidak hanya berupa kemewahan dan banyaknya materi duniawi, kebahagiaan bagi muslim berorientasi pada kehidupan akhirat juga.
Rasulullah Saw senantiasa membaca doa yang ada dalam Al-Qur’an: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Al-Baqarah: 201).
Seorang muslim dapat menikmati kebahagiaan paling tidak ketika dalam enam kondisi.
1. Memiliki pasangan yang shalih/shalihah.
Ketika memilih pasangan hidup, dianjurkan untuk memprioritaskan agama, kebaikan, dan keshalihan calon. Nabi Saw mengatakan, istri shalihah adalah sebaik-baik perhiasan di dunia. Hal tersebut digambarkan dengan seorang istri yang ketika dipandang menyejukan, ketika diperintah mau menaati, dan dapat menjaga dirinya dari godaan orang lain meski tanpa pengawasan suami.
2. Memiliki anak yang shalih dan shalihah.
Anak-anak yang baik akan memberi ketenangan dan kebahagiaan dunia dan akan memberi jaminan kebahagiaan di akhirat. Hadist Nabi Muhammad Saw: “Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: sadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim).
3. Berada dalam lingkungan yang baik.
Lingkungan baik yang akan memberikan kenyamanan dan ketenteraman bagi sekitarnya, dan ini adalah salah satu kebahagiaan.
4. Memiliki harta yang halal.
Harta halal akan menjadikan Allah Swt ridho, ibadah yang diterima, doa pun akan didengar dan mudah untuk dikabulkan; membantu melembutkan hati yang keras dan mendorong untuk beramal shalih kepada sesama. Harta yang diperoleh dengan cara yang halal tidak merugikan orang lain dan sekitarnya akan berdampak pada kebaikan, keterangan, dan kebahagiaan hidup.
5. Usia yang berkah.
Usia berkah tidak sama dengan usia yang panjang. Salah satu ciri usia yang berkah adalah tiap detik waktunya sangat berharga dan tidak ada yang sia-sia. Usianya lebih banyak digunakan untuk beribadah pada Allah Swt, beramal, dan berdakwah. Menebarkan manfaat kepada siapa saja. Bergaul dengan orang-orang yang shalih. Tidak ada waktu baginya kecuali amal, amal, dan amal. Inilah salah satu kebahagiaan.
6. Bersemangat kuat dalam mempelajari Islam.
Jika ada semangat menuntut ilmu agama, itu merupakan tanda bahwa Allah Swt menghendaki kebaikan untuknya, di dunia maupun di akhirat kelak. Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari).
Semangat kuat itulah puncak kebaikan yang seharusnya menjadi dambaan setiap orang, oleh karena itu semangatlah menuntut ilmu agama, sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan.
Taujih enam kebahagiaan dunia dan akhirat ini disampaikan oleh Dr Zenal Satiawan Lc MA pada Pengajian Keluarga Sakinah (Pekasa) di Tanjung Uma, Lubuk Baja, Kota Batam pada Ahad, 26 Juni 2022.
Pekasa bersama Ketua Dewan Syariat (DSW) PKS Kepri tersebut dilaksanakan atas kolaborasi Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Lubuk Baja, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Lubuk Baja, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), dan Yayasan Mahabbatul Haq Batam.
Pekasa juga dihadiri Imam Masjid Al-Anshor H Syukron, Anggota DPRD Kota Batam Fraksi PKS Rohaizat ST, Ketua BKMT Lubuk Baja Hj Heryani, Ketua MT Al-Muhibbah Siti Asiah, Ketua RKI Lubuk Baja sekaligus Ketua Yayasan Mahabbatulhaq Batam Hj Nurmawati SPdI, Ketua BKPRMI Lubuk Baja Mulyadi Tanjung, Ketua MT Babussalam Ibilu Uswatun Karimah, dan Ketua MT Annur Barokah Tanjung Uma Surah.